-->

Type something and hit enter

On
Pada Masa Yunani Kuno
Istilah atom telah ada sejak jaman sebelum masehi. Upaya manusia untuk mengungkap alam semesta ini dimulai dengan  perkembangan filsafat. Dengan mempertanyakan segala eksistensi alam  dan merumuskan berbagai teori asal usulnya. Susunan alam tersusun dari material yang lebih kecil yang dapat dipisah pisah. Misalnya kursi yang merupakan suatu objek akan dapat dipotong menjadi bagian-bagian kecil lagi. Potongan tersebut lagi dapat dipisah pisah lagi dan seterusnya. Ada yang menyatakan bahwa potongan tersebut akan bisa dibagi terus hingga tak berhingga kali atau bersifat kontinu, yang dipelopori oleh Aristoteles. Dan adapula yang menyatakan bahwa apabila potongan benda di bagi terus, maka akan sampai ke suatu di bagian dimana bagian tersebut tak dapat lagi dibagi. Atau itu lah disebut suatu benda terkecil yang menjadi penyusun segala objek. Adalah Leukippos dan Democritus (460 – 380 SM) seorang guru dan murid yang merupakan filsuf Yunani yang pertama kali mengemukakan bahwa setiap materi tersusun atas partikel tunggal yang tak dapat dibagi lagi. Yang mereka sebut dengan istilah atom (Yunani : tak dapat terbagi). Karena Aristoteles lebih populer dibanding Leukippos dan Demokritus, maka gagasan tentang atom menjadi tidak mengalami perkembangan selama berabad-abad. Pada masa ini pemikiran tentang atom masih bersifat konsep dan belum sampai pada tahap membuktikan keberadaan objeknya karena persoalan teknologi.

Pada Masa Modern (Dalton)

                Setelah berabad-abad tak pernah dipersoalkan barulah pada abad ke 15 Masehi konsep atom kembali dihidupkan oleh filsuf Perancis Pierre Gassendi 1592 – 1655. Namun hal ini masih dalam tahap buah pikiran dan hasil sintesis pemikiran. Belum sampai pada tahap empiris atau eksperimen yang membuktikan keberadaannya.  Sejak saat itu para ilmuwan dan filsuf berkomentar tentang keberadaan atom ini. Tentu ada yang mendukung dan adapula yang menolak.
                Pada buku pelajaran kimia dan juga fisika sekolah menengah pembahasan teori atom pertama kali akan dikenalkan nama John Dalton (1766 – 1844). Beliau merupakan seorang ilmuwan asal Inggris yang terkenal dengan teori atomnya. Beliau dianggap pencetus teori atom yang pertama karena gagasannyalah yang pertama kali didasarkan pada bukti ilmiah lewat eksperimen.
                Hukum kekekalan massa (massa zat sebelum dan setelah reaksi adalah sama) oleh Lavoisier (1743 - 1794 )dan Hukum perbandingan tetap (yaitu perbandingan unsur-unsur penyusun zat adalah sama) oleh Prouts (1785 – 1850). Dari Kedua hukum tersebut yang melandasi dalton melahirkan teorinya. Berikut ini merupakan Postulat Dalton tentang atom yang menjadi cikal bakal teori atom modern :
  1. Atom digambarkan sebagai sebuah bola pejal yang sangat kecil
  2.  Atom yang sejenis memiliki sifat yang sama termasuk massa.
  3. Atom dengan jenis yang sama dan berbeda dapat berikatan membentuk senyawa baru dengan perbandingan atom yang sama. Misalnya atom hidrogen dapat bergabung dengan dengan atom oksigen membentuk senyawa air (H2O)
  4. Atom tidaklah dapat diciptakan ataupun dimusnahkan dan jenis atom tidaklah dapat berubah menjadi atom lain dalam reaksi kimia.
  5. Reaksi kimia merupakan reaksi penggabungan atau pemisahan atom yang menghasilkan zat baru. Tetapi unsur penyusunnya tetaplah berupa atom yang sama.


Dari sana ternyata dikemudian hari ditemukan beberapa hal yang menjadi kelemahan teori atom Dalton yang digugurkan oleh eksperimen ilmuwan-ilmuwan selanjutnya. Diantaranya atom yang dirujuk oleh Dalton masih dapat terbagi lagi. Yang berarti atom yang dikenal sekarang bukanlah atom yang disebut oleh Democritus pada gagasannya karena masih dapat terbagi. Namun karena persoalan nama atom sudah melekat  pada unsur atom. Maka istilah ini terus dipertahankan.

Teori Atom Thomson

Joseph John Thomon (1856 – 1940) merupakan seorang fisikawan eksperimental asal inggris. Beliau meneliti lebih lanjut tentang atom menggunakan tabung sinar katoda. Hingga akhirnya berkesimpulan bahwa sinar merupakan partikel subatomik yang bermuatan negatif yang disebut elektron.

Menurut Thomson atom berbentuk bola pejal yang bermuatan positif yang dikelilingi oleh muatan negatif elektron. Dia menganalogikan bentuk atom seperti roti yang ditaburi oleh kismis sebagai elektronnya, sehingga teorinya sering dikenal teori roti kismis. Lebih lanjutnya pandangannya tentang atom meruapakan partikel yang bersifat netral makanya terdiri dari unsur positif dan negatif yang saling menetralkan.
Thomson kemudian membuktikan bahwa atom yang dikatakan dalton bukanlah partikel terkecil. Namun beliau belum mampu menjelaskan tentang susunan atom yang beliau utarakan.

Teori Atom Rutherford

Fisikawan selanjutnya yang berkontribusi dalam pengembangan gagasan tentang teori atom yaitu Ernest Rutherford (1871 – 1937) yang di lahir di Selandia Baru sebelum akhirnya lebih banyak menghabiskan waktu menelitinya di Inggris.
Dia melakukan percobaan dengan menembakkan hamburan sinar alfa yang bermuatan positif ke sebuah lempengan emas. Dari hasil eksperimen tersebut dapat diamati jika sebagian besar sinar alfa yang ditembakkan diteruskan, berarti atom terdiri dari ruang hampa. Dan ada juga sinar yang dipantulkan karena menabrak inti atom yang juga bermuatan positif. Beberapa lagi sinar alfa yang lainnya dibelokkan.
Dari hasil eksperimennya rutherford mengajukan gagasannya mengenai atom, bahwa sebagian besar volume atom merupakan ruang hampa, atom tersusun atas inti atom bermuatan positif yang kemudian dikelilingi oleh elektron bermuatan negatif.
Dari sinilah kemudian model atom mengalami perubahan dari model roti kismis oleh thomson. Menjadi model atom rutherford yang mana sebagian besar terdiri dari ruang hampa dimana intinya bermuatan positif dikelilingi oleh elektron bermuatan negatif.

Teori Atom Bohr
Fisikawan selanjutnya yang memperbaiki teori atom yaitu Niels Hendrik David Bohr (1885 – 1962) asal Denmark.  Bohr menggambarkan inti atom (nukleus) yang dikelilingi oleh elektron dengan lintasan tertentu mirip lintasan planet mengelilingi matahari.

Bohr mengemukakan dua postulat
a.    Elektron mengelilingi inti atom dengan lintasan tertentu yang kemudian disebut kulit/orbit.
b.   Elektron dapat berpindah kulit satu ke kulit lainnya dengan memancarkan atau menyerap energi

Namun dalam perkembangannya teori atom Bohr masih juga memiliki kelemahan, yaitu hanya mampu menjelasakan tentang spektrom atom hidrogen yang hanya memiliki satu elektron, sedangkan untuk spektrum atom yang lebih kompleks masih belum mampu dijelaskan. Bohr menganggap elekron sebagai partikel sedangkan dikemudian hari partikel dan gelombang dianggap satu kesatuan.
Terlepas dari itu Bohr merupakan seorang ilmuwan yang hebat di masa kebangkitan dunia sains modern. Yang berkontribusi besar pada munculnya fisika modern.

Teori Mekanika Kuantum

Teori ini didasarakan pada sifat dualisme elektron yaitu bersifat sebagai gelombang dan sebagai partikel. Teori ini menyempurkan teori yang sebelumnya diajukan oleh Bohr. Untuk gelombang cahaya, De Broglie mengemukakan bahwa cahaya dapat berprilaku sebagai partikel dan juga sebagai gelombang. Dan selanjutnya Heisenberg mengatakan tidak akan mungkin menentukan posisi dan kecepatan elektron pada saat bersamaan yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron pada posisi tertentu.

Dari situ Erwin Schrodinger mengajukan teori atom mekanika kuantum yang berbunyi kedudukan elektron pada sebuah atom tidaklah dapat ditentukan secara pasti, yang dapat ditentukan hanyalah kemungkinan menemukan elektron pada jarak tertentu.

Demikianlah sejarah singkat perkembangan teori atom yang melandasari perkembangan teknologi atomik. Hingga saat ini gagasan tentang struktur atom masih terus diperbarui dan diperdebatkan. Tapi itulah manusia yang selalu berusaha mengungkap fenomena alam yang ada. Dan yang paling penting kita dapat menikmati setiap hasilnya dengan lahirnya teknologi