-->

Type something and hit enter

On
Perubahan Kenampakan Bumi

Salah satu contoh perubahan kenampakan bumi adalah pergantian siang dan malam. Pada siang hari bumi menjadi terang dan pada malam hari bumi menjadi gelap. Hal tersebut disebabkan oleh rotasi bumi, yaitu perputaran bumi pada porosnya. Ketika bumi berotasi, sebagian wilayah bumi yang menghadap ke matahari akan mendapatkan sinar matahari sehingga menjadi terang (disebut siang hari) dan sebagian wilayah bumi yang membelakangi matahari tidak mendapatkan sinar matahari sehingga menjadi gelap (disebut malam hari).

Pada malam hari, bulan menerangi bumi. Bulan tidak memiliki cahaya sendiri, tapi bulan mendapat cahaya dari matahari. Cahaya itu kemudian dipantulkan bulan ke berbagai arah. Ketika cahaya pantul itu mengenai mata kita, kita dapat melihat bulan (bahkan pada siang hari). Walaupun cahaya bulan yang kita terima lebih redup daripada cahaya matahari, akan tetapi cukup menerangi bumi sehingga malam hari menjadi tidak terlalu gelap.


1. Perubahan Kenampakan Bumi Akibat Pasang Surut Air Laut
Pasang adalah keadaan permukaan air laut yang naik sehingga air laut tampak bertambah banyak, sedangkan surut adalah keadaan permukaan air laut yang turun sehingga air laut tampak berkurang.

Pasang surut air laut dipengaruhi oleh gravitasi bulan dan matahari. Meskipun bulan jauh lebih kecil dibandingkan dengan matahari, akan tetapi karena jaraknya yang lebih dekat dengan bumi, pengaruh gravitasi bulan terhadap bumi lebih besar dibandingkan dengan pengaruh gravitasi matahari terhadap bumi. Gravitasi bulan ini menyebabkan air laut mengalami pasang dikedua sisi bumi. Dalam sehari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut di suatu tempat. Tempat yang mengalami adalah pasang adalah bagian bumi yang mengahdap bulan dan membelakangi bulan.

Pasang surut air laut dapat menyebabkan garis pantai berubah-ubah. Garis pantai adalah batas pertemuan antara air laut dengan daratan.

a. Pengaruh pasang surut air laut terhadap pantai
Gelombang dan arus laut dipengaruhi oleh angin yang berhembus di atas permukaan laut dan gempa yang terjadi di dasar laut. Semakin kencang angin berhembus di atas permukaan laut, maka gelombang dan arus laut akan semakin besar. Begitu pula semakin kuat gempa yang terjadi di dasar laut, maka gelombang dan arus laut akan semakin besar.

Ketika terjadi pasang, gelombang dan arus laut yang kuat menyebabkan air laut meluap ke pesisir pantai. Akibatnya, terjadilah abrasi. Abrasi atau disebut erosi pantai adalah pengikisan pantai akibat gelombang, arus, dan pasang surut air laut.

Terjadinya abrasi dapat disebabkan oleh faktor alam dan ulah manusia, baik yang berasal dari laut maupun dari darat. Faktor alam misalnya kenaikan permukaan air laut akibat pemanasan global. Ulah manusia diantaranya pengambilan terumbu karang dilepas pantai, penambangan pasir di pesisir pantai, penerbangan hutan mangrove, dan pendirian bangunan di kawasan pantai.

Cara untuk mencegah terjadinya abrasi antara lain menanam pohon bakau di pesisir pantai dan membuat pemecah ombak (breakwater).

b. Pengaruh pasang surut air laut terhadap dermaga
Pasang surut air laut dimanfaatkan oleh para nelayan. Ketika terjadi pasang, para nelayan tidak berlayar ke laut disebabkan karena tingginya gelombang dan arus laut. Oleh karena itu, kapal nelayan yang tidak dipakai untuk berlayar akan ditambatkan di dermaga.

Dermaga adalah tempat yang digunakan untuk merapat dan menambatkan kapal. Kapal-kapal besar akan merapat dan berlabuh di dermaga ketika terjadi pasang. Sedangkan ketika surut, dermaga sangat dangkal sehingga kapal-kapal besar sulit untuk berlabuh di dermaga.

2. Perubahan Kenampakan Bumi Akibat Erosi
Terjadinya erosi atau pengikisan tanah oleh air dapat dipengaruhi oleh faktor alam dan ulah manusia. Faktor alam seperti curah hujan yang tinggi pada daerah yang permukaan tanahnya miring seperti di lereng gunung dapat menimbulkan tingkat erosi yang tinggi. Ulah manusia seperti penambangan dan penerbangan secara liar yang menyebabkan tanah gundul tanpa pohon atau rumput juga rawan terhadap erosi.

Erosi menyebabkan hilangnya lapisan tanah atas yang banyak mengandung humus sehingga dapat mengurangi tingkat kesuburan tanah. 

3. Perubahan Kenampakan Bumi Akibat Badai
Badai terjadi karena cuaca yang ekstrem (cuaca yang sangat jarang terjadi dan berpotensi menimbulkan bencana), pada umumnya disertai dengan sambaran petir, banjir bandang, dan angin kencang yang bersifat merusak. Badai yang paling merusak disebut dengan topan.

4. Perubahan Kenampakan Bumi Akibat Kebakaran Hutan
Hutan merupakan paru-paru dunia. Hutan memiliki banyak manfaat diantranya menyerap karbondioksida dan menghasilkan oksigen, mengatur air, mencegah bahaya banjir dan erosi, memelihara kesuburan tanah, menyediakan hasil hutan untuk memenuhi kebutuhan manusia, tempat pariwisata, dan sebagainya. Oleh karena itu, kita harus menjaga kelestarian hutan.

Hutan menjadi salah satu sumber daya alam yang rawan terjadi kerusakan yang disebabkan oleh faktor alam maupun ulah manusia. Faktor-faktor penyebab kerusakan hutan diantaranya adalah penebangan hutan secara liar, perburuan liar, alih fungsi hutan sebagai lahan pertanian dan perkebunan, serta kebakaran hutan.

Kebakaran hutan dapat disebabkan oleh faktor alam dan ulah manusia baik dengan kensengajaan maupun tidak. Faktor alam penyebab kebakaran hutan misalnya kemarau panjang. Ulah manusia diantaranya kecerobohan manusia membuang api sembarangan dan pembakaran hutan untuk pembukaan lahan pertanian dan perkebunan. Ketika terjadi kebakaran hutan, tiupan angin akan semakin memperbesar nyala api sehingga kebakaran hutan cepat meluas. Asap yang ditimbulkan dapat menyelimuti suatu daerah. Akibatnya, kegiatan dan kesehatan manusia terganggu.

Kebakaran hutan dapat menyebabkan hutan yang hijau dan kaya keanekaragaman hayati berupa flora dan fauna menjadi gundul dna gersang. Diperlukan waktu yang sangat lama untuk memulihkan hutan menjadi seperti semula.